Sejumlah peserta membawa replika Garuda Pancasila.(Antara/M Risyal Hidayat)
PANCASILA sebenarnya tidak bertentangan dengan Islam dan syariatnya. Bahkan Pancasila sejalan dengan Islam dan syariatnya. Padahal, nilai-nilai Pancasila terdapat pada sumber hukum Islam yaitu Al-Qur’an.
Banyak ulama yang mengasosiasikan setiap sila dalam Pancasila tidak bertentangan, sejalan, dan termasuk dalam syariat Islam karena memuat perintah Tuhan dalam Al-Qur’an. Mereka memberikan dalil-dalil Alquran yang menginspirasi lahirnya sila Pancasila dari pendiri bangsa yang sebagian besar beragama Islam.
Karena itu, tidak aneh jika Pancasila sejalan dengan Islam. Berikut penjabaran sila-sila dalam Pancasila dan kaitannya dengan perintah Allah dalam Al-Qur’an yang dikutip dari NU Online dan sumber lain.
Baca juga: Tafsir Al-Baqarah Ayat 125: Takwil Ka’bah sebagai Baitullah
1. Tuhan Yang Maha Esa.
Para ulama mengasosiasikan sila pertama Pancasila dengan nilai tauhid atau beribadah kepada Tuhan yang banyak tersebar di dalam Al-Qur’an.
A. Surat Al-Ikhlas ayat 1.
Katakanlah: tidak ada Tuhan selain Allah
Tuhan memberkati.
Baca juga : Hubungan Pancasila dengan Syariat Islam
Katakanlah, Dialah Allah Yang Maha Esa.
B. Surat Al-Baqarah ayat 163.
Dan Tuhanmu adalah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan selain Dia, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Wa ilaahukum ilaahu waḥid, la ilaaha til huwar raḥmaanur raḥiim.
Baca juga : Pengertian Nilai Instrumental Pancasila dan Contoh
Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa. Tidak ada Tuhan selain Dia Yang Maha Penyayang lagi
Paling penuh kasih.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
Berikut dalil-dalil Al-Qur’an yang menentang sila kedua Pancasila.
A. Surat An-Nisa’ ayat 135.
Wahai orang-orang yang beriman, tegakkanlah keadilan sebagai saksi Allah, meskipun itu merugikan diri sendiri, orang tua, dan sanak saudaramu ۚ Baik dia kaya atau miskin, Allah lebih berhak atas keduanya berlaku adil. Dan jika kamu berpaling darinya atau berpaling darinya, maka janganlah kamu Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Baca juga : Lagu Garuda Pancasila Pencipta, Lirik, dan Makna yang Terkandung
Wahai Ayyuhalladziina, beriman dan peliharalah kekuatan bil-qisthi syuhadaaa a lillaahi walau ‘alaa anfusikum awil waalidaini wal aqrabiin, akulah orang shaleh faqiiran fallaahu aulaa bihimaa, fa laa tattabi’ul hawaa an ta’dilụ, wa in talwuu au tu’ridhuu fa innallaaha kaana bima ta’maluuna dari khabiira.
Wahai orang-orang yang beriman, jadilah penegak keadilan yang sejati, jadilah saksi bagi Allah meskipun merugikan diri sendiri, orang tua, dan sanak saudara. Kalau dia kaya atau miskin, Allah lebih tahu manfaatnya. Maka jangan ikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutarbalikkan (perkataan) atau menolak menjadi saksi, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.
B. Surat Al Maidah ayat 8.
Wahai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu bertakwa, menjadi saksi Allah dalam keadilan, dan janganlah kebencian suatu kaum menjadikanmu bertanggung jawab karena tidak berbuat adil dari apa yang Anda lakukan.
Yaa ayyuhalladziina aamanuu kụnuu qawwaamiina lillaahi syuhadaaa a bil qisthi wa laa yajrimannakum syana aanu qaumin ‘alaa allaa ta’dilụ, i’dilụ, huwa aqrabu lit taqwaa wattaqullaah, innallaaha khabiirum bimaa ta’maluun.
Wahai orang-orang yang beriman, hendaknya kamu menjadi orang-orang yang selalu menjunjung (kebenaran) karena Allah adalah saksi yang adil dan jangan pernah membiarkan kebencianmu terhadap suatu ras mendorongmu untuk bertindak tidak adil. Bertindaklah adil, karena keadilan itu lebih dekat dengan ketakwaan dan bertakwa kepada Allah, Sesungguhnya Allah lebih mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Baca juga: Mengamalkan Sila ke-2 Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari
3. Persatuan Indonesia.
Berikut dalil Al-Qur’an yang sejalan dengan sila ketiga Pancasila. Ini terkait dengan nilai persatuan.
A. Surat Ali Imran ayat 103.
Dan berpegang teguhlah pada tali Allah semuanya dan jangan terpecah belah, dan ingatlah nikmat Allah yang dilimpahkan kepadamu ketika kamu masih bermusuhan dan Dia mempersatukan hatimu dengan kasih karunia-Nya, saudara-saudara.
Wa’tashimu biḫablillaahi jami’aw wa laa tafarraquu wadzkuruu ni’matallaahi ‘alaikum idz segala adat istiadat dan baina quluubikum serta saudara ashbaḫtum bini’matihii.
Dan berpegang teguhlah pada tali (agama) Allah dan janganlah tercerai berai dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika dahulu kamu bermusuhan (masa jahiliah), kemudian Allah menyatukan hatimu, maka kamu menjadi atas karunia Allah. , orang yang bersaudara.
Baca juga: Makna dan Arti Pancasila bagi Bangsa Indonesia
B. Surat Al-Hujurat ayat 13.
Dan Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal.
Wa ja’alnaakum syu’uubaw wa minta maaf ila lita’.
Dan Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal satu sama lain.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan.
Berikut dalil Al-Qur’an yang sejalan dengan sila keempat Pancasila. Hal ini terkait musyawarah.
A. Surat Ali Imran ayat 159.
Dan konsultasikan dengan mereka mengenai masalah tersebut
wa syaawir hum fil amr.
dan berkonsultasi dengan mereka mengenai hal itu.
Baca juga: Musyawarah Adalah Manfaat, Tujuan, dan Contoh
B. Surat Asy-Syura ayat 38.
Urusan mereka menjadi perselisihan di antara mereka sendiri
Wa amruhum syụraa bainahum.
Sedangkan urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Berikut dalil-dalil Al-Qur’an yang sejalan dengan sila kelima Pancasila.
A. Surat An-Nahl ayat 90.
Sesungguhnya Allah memerintahkan keadilan dan kebaikan.
Innallaha ya’muru bil’adli wal ihsaan.
Sesungguhnya Allah memerintahkan (kamu) untuk berbuat adil dan berbuat baik.
B. Surat At-Taubah ayat 60.
Sedekah itu hanyalah untuk orang-orang miskin dan orang-orang yang membutuhkan, dan orang-orang yang bekerja untuk mereka, dan orang-orang yang rukun hatinya, dan untuk memerdekakan hamba-hamba dan orang-orang yang berhutang, dan demi Allah. -Mengetahui, Maha Bijaksana
Innamash shadaqaatu lil fuqaraa i wal masaakin wal ‘aamiliina ‘alaihaa wal mu allafati quluubuhum wa fir riqaabi wal ghaarimiina wa fii sabiilallaahi wabnis sabiil, fariidhatam minallaah, wallaahu ‘alimun ḥakiim.
Sesungguhnya zakat itu hanya untuk orang-orang fakir, orang-orang yang membutuhkan, para pengelola zakat, para mualaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) para budak, orang-orang yang terlilit utang, untuk jalan Allah, dan untuk orang-orang yang berada dalam kesulitan. bepergian sebagai ketetapan yang diwajibkan oleh Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Itulah sebagian kecil perintah Allah dalam Al-Qur’an yang menjadi syariat Islam dan mewarnai tiap sila dalam Pancasila. Semoga bermanfaat. (Z-2)

