Home Berita Dalam Negeri Apa Itu Idul Adha Ini Penjelasannya Menurut Syekh Ali Jaber

Apa Itu Idul Adha Ini Penjelasannya Menurut Syekh Ali Jaber

81

Syekh Ali Jaber memberikan ceramah agama saat acara buka puasa bersama Kantor Imigrasi Kelas I Jakarta Pusat di Sunter, Jakarta(ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

HARI Raya Idul Adha yang jatuh pada tanggal 10 Dzulhijjah selalu dirayakan oleh seluruh umat Muslim di dunia.

Idul Adha ini juga biasa disebut dengan nama Lebaran Haji atau Hari Raya Kurban.

Kata Idul Adha sendiri memiliki banyak arti dan maknanya.

Baca juga : Apa Itu Idul Adha? Begini Penjelasannya Menurut Ustadz Adi Hidayat

Idul Adha berasal dari kata ‘id’ dan ‘adha’.

Untuk ‘id’ sendiri berakar pada kata ‘aada ya’uudu’ yang artinya ‘menengok’, ‘menjenguk’, atau ‘kembali’.

Sedangkan untuk kata Adha bermakna ‘qurban’ (kurban).

Baca juga: Bacaan Sholat Idul Adha, Amalan Ini Menyambut Hari Raya

Maka dari itu di Indonesia kata ‘id’ kerap disamakan artinya dengan ‘ayyada’ atau berhari raya.

Maka jika disimpulkan Idul Adha berarti melakukan kembali penyembelihan hewan kurban.

Sehingga dari pengertian tersebut, Idul Adha di Indonesia dikenal pula sebagai Hari Raya Kurban.

Baca juga : Sebagian Besar Sapi Kurban di Sulsel Berasal dari NTB

Lalu untuk asal usul hingga pengertian Idul Adha dan kurban ini sebenarnya berasal dari zaman Nabi Ismail dan Ibrahim.

Saat itu Allah SWT meminta Nabi Ismail untuk menyembelih putranya yaitu Nabi Ibrahim.

Namun Allah SWT menggantinya dengan seekor kambing untuk disembelih.

Baca juga : Doa Menyembelih Hewan Kurban dan 9 Tata Caranya

Dari zaman tersebut hingga saat ini umat Muslim pun selalu menyembelih hewan kurban.

Namun, di zaman ini banyak orang yang mengartikan kurban dengan hitungan per kepala.

Nyatanya hal tersebut tidaklah seperti itu.

Hal ini dijelaskan oleh Syekh Ali Jaber dalam ceramahnya yang dilansir dari YouTube Muhammad Abil Abqory.

Menurutnya, kurban dihitung per keluarga bukan per kepala.

Hal tersebut sudah tertuang dalam kisah Nabi Ismail dan Nabi Ibrahi.

“Yang dihitungkan kurban beda sama aqiqah dan beda sama zakat fitrah. Zakat fitrah dan aqiqah itu per orangan. Kalo kurban kalo tidak mampu boleh 1. Yang ada istilah sekarang saya kurban tapi nanti sisanya seolah-olah ada hutang sama Allah, sesuai kemampuan kita,” katanya.

“Kurban hitungannya per keluarga, bukan per orangan, buktinya Rasulullah SAW juga cerita Nabi Ibrahim. Ketika Nabi Ibrahim mau sembelih Nabi Ismail, Allah turunkan pengganti sembelih Nabi Ismail dengan kambing dari surga, berapa ekor kambing? Satu, padahal Nabi Ibrahim ada istri dua dan anak,” sambungnya.

Bahkan, kata Syekh Ali Jaber seorang Nabi Muhammad pun yang memiliki umat sangat banyak hanya menyembelih satu ekor kambing.

Nabi SAW menyembelih seekor kambing untuk dirinya sendiri, keluarganya dan kaumnya.

“Yang kedua, Rasul sendiri sembelih dua kambing. Pertama Bismillah atas nama Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad, padahal kita tahu keluarga Nabi Muhammad termasuk keluarga besar. 11 istri belum lagi anaknya laki-laki sama perempuan ada yang hidup maupun mai, sudah termasuk semua,” jelasnya.

“Rasulullah menyembelih kedua kalinya atas namaku dan atas nama umatku. Berapa milyar umatnya? Hanya seekor kambing. Mengapa Rasulullah menyembelih seekor kambing atas nama beliau dan umatnya? Karena ini adalah tanda kecintaan Rasulullah kepada umatnya,” imbuhnya.

Idul Adha ini selain dikenal dengan Hari Raya Kurban, juga sebagai Lebaran Haji.

Karena diwaktu yang bersamaan Idul Adha ini juga sebagai Puncaknya Ibadah Haji untuk umat Muslim di Tanah Suci Makkah, Arab Saudi. (Z-12)