
Topik “wajah kortisol” sedang viral di media sosial, dengan banyak orang menyalahkan hormon stres ini sebagai penyebab wajah tembam dan bengkak.(freepik)
“WAJAH kortisol” saat ini sedang menjadi topik hangat di media sosial karena banyak orang yang menyalahkan hormon stres sebagai penyebab tembam dan bengkak pada wajah.
Cleveland Clinic menjelaskan Kortisol adalah hormon stres utama yang diproduksi kelenjar adrenal. Kortisol mempengaruhi hampir setiap organ dan jaringan dalam tubuh.
Kortisol juga berperan dalam mengatur respons tubuh terhadap stres, menekan peradangan, mengatur tekanan darah, meningkatkan gula darah, membantu mengatur metabolisme tubuh, dan membantu mengendalikan siklus tidur-bangun tubuh.
Baca juga : Tak Mau Bikin Sedih, Video Klip Gala Bunga Matahari Ingin Tebarkan Kehangatan Lagu
Kadar kortisol yang lebih rendah dari normal dan lebih tinggi dari normal dapat membahayakan kesehatan. Kadar kortisol yang tinggi dapat menimbulkan gejala seperti penambahan berat badan terutama pada wajah dan perut, kelemahan otot pada lengan dan paha, lemahnya tulang, tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, stretch mark lebar dan ungu di perut, serta timbunan lemak. di antara tulang belikat.
Dikatakan kortisol adalah hormon tubuh yang merespon kadar stress yang menghasilkan pembengkakan yang signifikan pada wajah. Tetapi pada kenyataannya hal itu tidak sepenuhnya benar. Menurut Dr. Rajita Sinha, psikolog klinis berlisensi dan direktur Pusat Stres Interdisipliner Yale, kepada The New York Times “diperlukan tingkat stress yang sangat tinggi untuk memiliki efek yang lebih terlihat dan tidak bersifat sementara”
Dr. Cristina Psomadakis seorang dokter kulit di London, mengatakan kepada media “meskipun kadar kortisol mungkin lebih tinggi ketika seseorang stress, hal itu tidak selalu berarti penyakit” selain itu menurutnya tren “wajah kortisol” adalah suatu masalah kecantikan seperti wajah bulat dan ingin mengobatinya melalui cara medis.
kekhawatiran seseorang akan kadar kortisol yang tidak menentu dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk menemukan apakah ada masalah kesehatan. Selain itu, melakukan aktivitas seperti diet sehat, tidur yang cukup dan berkualitas, hingga meditasi dapat membantu memanajemen tingkat stress yang mempengaruhi kadar kortisol. (People/Z-3)

