Mungkin itu sebabnya saya sangat menyukai negara ini:
Idealnya, sekolah menengah Marianne Korkalainen di Rautavaara, sebuah kota kecil di bagian timur Finlandia, akan menerima setidaknya 20 siswa baru setiap tahunnya. Musim gugur ini, kotamadya yang menyusut hanya akan mengirim sekitar 12 siswa. Namun Ibu Korkalainen, kepala sekolah, punya rencana: dia bermaksud mengundang setengah lusin anak muda dari negara-negara miskin untuk membantu mengisi kursinya yang kosong. Para remaja yang bersemangat dari negara-negara seperti Myanmar, Vietnam dan Tanzania akan menukar kota-kota tropis mereka dengan tempat yang bersalju. Mereka akan menerima pendidikan Finlandia, dengan biaya pembayar pajak Finlandia.
Berikut selengkapnya dari The Economist. Populasi Finlandia akan segera menyusut, dan yang lebih buruk lagi:
Pada tahun 2030, negara ini diperkirakan akan memiliki 10% lebih sedikit anak berusia 4-18 tahun, menurut proyeksi Uni Eropa. Pada tahun 2040, peringkat mereka mungkin akan berkurang seperlima. Hal ini menimbulkan masalah khususnya bagi sekolah-sekolah di pedesaan, yang mengalami kesulitan baik karena jumlah kelahiran yang sedikit maupun karena migrasi ke kota. Ratusan orang telah menutup pintunya dalam beberapa dekade terakhir. Beberapa di antaranya kini menawarkan bantuan kepada anak-anak muda setempat, seperti pelajaran mengemudi gratis dan “beasiswa” tunai dalam jumlah kecil, dengan harapan agar mereka tetap bertahan.
Bahkan ada perusahaan rintisan asal Finlandia, Finest Future, yang menjual pelajaran bahasa Finlandia kepada siswa miskin di seluruh dunia, dengan harapan dapat mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan yang disubsidi pembayar pajak Finlandia di Finlandia. Keyakinannya adalah bahwa merekrut individu dengan cara ini lebih mudah dan efektif daripada mencoba mencari kandidat pekerjaan yang baik di luar negeri dan juga melatih mereka dalam bahasa Finlandia di kemudian hari. Masukkan Kalevala ke tenggorokan mereka!
Finlandia mempunyai populasi kelahiran asing sekitar 9 persen, jauh di bawah rata-rata Eropa Barat. Saya tidak tahu apakah kebijakan sekolah ini merupakan ide bagus, namun saya tahu sebagian besar orang tidak pandai memikirkan kebijakan ini dalam kaitannya dengan biaya dan manfaat.
