Home Berita Dalam Negeri Asmaul Husna Allah Al-Ghaffar Tampakkan Keindahan Tutupi Keburukan

Asmaul Husna Allah Al-Ghaffar Tampakkan Keindahan Tutupi Keburukan

68

Tulisan arab Al-Ghaffar.(DOK Instagram.)

KITA terbiasa mengartikan Al-Ghaffar sebagai Zat Yang Maha Pengampun. Padahal maknanya lebih luas dari sekadar itu.

Sekarang mari kita pahami makna asmaul husna Al-Ghaffar sebagaimana dilansir @limofficial_lirboyo di Instagram.

Makna Al-Ghaffar

Al-Ghaffar berakar dari kata kerja ghafara-yaghifiru yang berarti menutupi. Imam Al-Ghazali dalam Masqshadul Asna menyebutkan bahwa Al-Ghaffar ialah Zat yang Menampakkan Keindahan dan Menutupi Keburukan.

Baca juga: Asmaul Husna, Allah Al-Mushawwir Maha Menciptakan Aneka Rupa Makhluk

Dosa hanyalah salah satu dari macam-macam keburukan yang ditutupi oleh-Nya. Dia menyelubungkan tabir sampai-sampai dosa seseorang tertutupi di dunia serta mencurahkan ampunan sehingga ia terselamatkan dari siksaan-siksaan di akhirat.

Tiga tabir

Pada seseorang, Allah subhanahu wataala menyelubungi tiga jenis kerudung.

1. Allah menjadikan bagian-bagian tubuhnya yang dianggap buruk oleh penglihatan dengan tersembunyi di anggota tubuh bagian dalam dan tertutupi oleh bagusnya anggota tubuh bagian luar. Bayangkan bila jantung, misalnya, berada pada anggota tubuh bagian luar, tentu menjijikkan bagi setiap mata yang memandangnya.

Baca juga: Asmaul Husna Allah Al-Baari Menciptakan Makhluk Rencana Al-Khaliq

2. Allah menjadikan hawa nafsu seseorang tercela dan hawa nafsunya yang buruk disimpan dalam rahasia hatinya, sehingga tidak seorang pun dapat mengetahuinya. Seandainya bisikan-bisikan jahat dalam hati, tipu muslihat, pengkhianatan, prasangka buruk, dan kebusukan lain yang tersembunyi dalam hatinya terungkap melalui penampakan makhluk tersebut, tentu mereka akan sangat membencinya, bahkan melakukan perbuatan yang dapat membinasakan dirinya.

3. Allah mengampuni dosa-dosanya bahkan berjanji menggantikan keburukan-keburukannya dengan kebaikan-kebaikan. Karenanya, pahala hasil dari kebaikan-kebaikannya dapat menutupi dosa akibat keburukan-keburukannya, asalkan ia mati dalam keadaan beriman.

Dari asma-Nya yang baru saja kita bahas ini, kita dapat memetik hikmah yang bisa kita terapkan dalam kehidupan praktis. Hikmah itu yakni sepatutnya kita menutupi cela dan keburukan milik orang lain, alih-alih membeberkan dan menyebarluaskannya.

Kisah Nabi Isa AS

Begitu pula dengan kejadian yang dialami Nabiyullah Isa alaihis salam (AS). Saat itu ia dan kaum Hawariyyun berjalan melewati bangkai seekor anjing yang sudah membusuk.

Mereka (kaum Hawariyyun) berkata, “Bangkai ini busuk!” Mendengar perkataan tersebut, Nabiyullah Isa AS justru berkata, “Betapa putihnya gigi anjing ini!”

Beliau mengingatkan bahwa yang sebaiknya disebut yaitu bagian-bagian baiknya saja. Pada anjing saja beliau berbuat demikian, tentu begitu pula kepada sesama manusia. (OL-14)